Minggu, 06 November 2016

AKU PENJAJAH CINTA

 AKU PENJAJAH CINTA




Cerita Cinta - Kuakui mulai sejak masihlah duduk dibangku SMA saya begitu terobsesi dengan seks serta itu makin jadi mulai sejak saya kuliah disalah satu kampus swasta yang ada di kota Madiun. Dari pertama, saya telah punya niat untuk bertualang… waktu itu lantaran tergesa-gesa serta banyak tempat kost yang telah penuh akupun asal saja dalam mencari tempat kost…. saya nge-kost diperkampungan yang lumayan jauh dari universitas, tepatnya di rumah Pak YT (inisial) yang disebut paman dari rekanku
Sheila (nama samaran) yang baru saya kenal pagi harinya waktu daftar lagi.
Singkat narasi sesudah tiga hari saat tujuan usai, dikampus belum ada aktivitas serta saya putuskan untuk lebih mengetahui Madiun. Sheila nyaris senantiasa temaniku walaupun tidak pernah pergi bareng dari rumah dengan kata lain ketemu di jalan walaupun tempat tinggalnya disamping kostku. 1 minggu berlalu akupun makin akrab dengan Sheila yang bertubuh bohay, sensual, berkulit putih mulus serta yang tentu wajahnya cantik… mantap banget buah dadanya kaya Fivey.
Waktu itu saya mengajak Sheila pergi ke Telaga Ngebel, nikmati alam serta buah duriannya. Satu minggu saya rasa cukup untuk PDKT serta saya putuskan untuk menembaknya…
“Sheil…. walaupun baru kenal, saya nyaman didekatmu serta bila bisa saya menginginkan senantiasa didekatmu untuk lebih mengenalmu…. maukah anda jadi pacarku???? Tanyaku ungkapkan rasa hati
Sheila begitu terperanjat mendengar ucapanku bahkan juga hingga tersedak durian
“apa….. anda bercanda kan, kita kan baru kenal?? Jawabnya balik ajukan pertanyaan.
“justru itu…dengan pacaran kita dapat lebih sama-sama mengenal” jawabku cobalah meyakinkannya.
Muka Sheila mendadak menunduk serta dengan sedikit menghela nafas dia menjawab “maaf Dith…. saya telah bertunangan…. sembari memberikan cincin yang ada di jari manisnya.
“ooo…udah tunangan ya? Kok anda tidak pernah narasi?? Saya fikir dengan anda senantiasa temaniku begini…. anda nyaman ama aku” jawabku dengan suara kecewa.
“mungkin bila anda kenal saya dari 2 bln. waktu lalu, saya dapat menerimamu…. sesungguhnya hati kecilku juga mengiyakan…. kita temanan saja ya? Jawabnya
“maksudmu…sebenarnya anda mau….
“udah sore, mari pulang yuk???!!! Ajakanya memotong kata-kataku
Kami pulang dengan tidak banyak bicara, bahkan juga berkesan kaku serta membeku tak sehangat saat kami pergi. Kring…. kriiing…kriiing….. Ponselku berbunyi, nyatanya telpon dari sheila namun tidak saya terima bahkan juga SMS juga berniat tidak saya bales. Jam telah memberikan angka 11 malam, saya punya niat ke kamar mandi baru lalu meneruskan tidur lagi. Namun saya begitu terperanjat waktu merasakan seseorang wanita 1/2 telanjang ada dikamar mandi dengan pintu terbuka. Kami sama-sama memandang tidak berkedip, tanpa ada kusadari ko*tolku bergerak2 di balik sarungku tanpa ada CD. Perlahan-lahan dia beranjak dari duduknya serta mengambil langkah pergi…
“Maaf…aku takut sendirian, maka dari itu tidak saya tutup…. anda Adith kan????
Saya bengong tidak menjawab pertanyaanya…. serta dia berlalu dengan cepatnya!!!!!
Semaleman saya di buat penasaran, siapa dia? Pak YT kan duda???? Pertanyaan itu penuhi kepalaku, ditambah lagi lihat badan 1/2 telanjang dengan muka santainya…. pahanya, bodinya serta memeknya (walaupun tidak terang).
Esok harinya saya di panggil pak YT untuk diperkenalkan dengan adik terakhirnya, namanya Vivi namun dia telah 7tahun tinggal di Samarinda turut kakaknya yang pertama.
“ooyaa…. bila tidak masuk kuliah, anterin Vivi ke Sarangan ya? Pinta pak YT.
“iya pak… saya segera mengiyakan permintaanya walaupun sesungguhnya ini hari pertama masuk.

Satu jam lalu saya serta Vivi pergi dari rumah, …
“sheil…sheila mari turut ke Sarangan…temani aku” teriak Vivi dari dalam mobil.
Pada akhirnya Sheila ikut-ikutan masuk mobil serta kamipun pergi. “maaf ya Vi…. yang semalem, saya tidak sengaja…. kataku buka percakapan.
“iya tidak apa, lagian salahku juga tidak tutup pintu…. jawab Vivi
Agak bingung sheila ajukan pertanyaan “kalian ngomong apasih??
“ahh…itu lho Sheil, dari kecil saya kan takut gelap serta sendirian diruangan jadi saya pipis tidak nutup pintu….. tidak berniat Adith juga ingin ke toilet…jadi ya,,,,,
“ngintip anda ya???? Celetuk Sheila memotong
“gak ngintip, namun memang telah terlihat kali…. bertanya saja Adith…. jawab Vivi seenaknya.
Saya saksikan dari kaca muka Sheila mendadak beralih, seperti ekspresi orang cemburu.
Sesampainya di Sarangan, keadaannya tak beralih teutama saya serta Sheila, kami gengsi menegur duluan. Akupun lebih dekat dengan Vivi, bahkan juga dengan cuek Vivi menyuapin saya makan… muka Sheila memerah menahan cemburu, saya tahu itu. Saya berniat makin berlaku mesra pada Vivi…. bahkan juga terang-terangan mengajak Vivi jalan….
“Vi…ntar malem rekani saya ya??? Pintaku
Kemana, berdua saja? Jawab Vivi seperti berniat menolong saya membakar hati Sheila
“ke Fire Club??? Jawabku agak sangsi, lantaran waktu itu saya belum tahu tentu Fire itu Diskotik atau apa…
“asyik tuh, lama banget saya tidak pernah gituan…. jawab Vivi
Serta benar saja, malam itu kami minum-minum hingga mabuk…dan pulang dengan jalan gontai sama-sama berpelukan. Samar2 kulihat ada bayangan Shela tengah mencermati kami dari balik tirai jendela kamarnya. Saya semakin erat melingkarkan tangan ke pinggang Vivi serta selalu mengambil langkah menuju kamarku…. saya telah mabuk, yang ada di otakku cuma tidur berbarengan Vivi…tanpa memikirkan salah benar atau takut ketahuan pak Yt. Berniat saya nyalakan lampu kamar, supaya Sheila dapat lihat bayangan kami dari balik tirai. Jujur saya juga begitu heran dengan Vivi yang gampangan serta seperti terbiasa…..
“ah…masa bodoh…. yang utama happy…. fikirku dengan penuh nafsu….
Saya lingkarkan tanganku di pinggangnya sembari menciumi lehernya, dadanya yang masihlah terbungkus tangtop serta menggigit2 lehernya…..
AAAAaaaaaaaggggggggghhhhhhhh….. Vivi mendesah panjang
Diapun membalas dengan ciuman bertubi di leherku dengan tangan mengelu-elus perutku….
HHhhmmmmmmmm….. geli banget Vi, enaaaakkkk………bisikku ke telinganya.
Kami sama-sama menanggalkan baju, dari pakaian sampai celana serta pada akhirnya kami bugil…. dengan cepat desambarnya ko*tolku dengan tangan kananya serta mulai mengulum, menjilat, menggelitik serta mengocok ko*tolku dengan mulutnya.
Ooohhhh…. aaahhhh…. uuuhhhhh….. saya mendesah tidak pasti nikmati perlakuannya.
Saya juga tidak ingin kalah, saya remas ke-2 toketnya dengan ke-2 tanganku, sembari mengisap putingnya… kami mabuk alkohol serta mabuk birahi. Saya buka jendela kamarku dengan kemauan supaya Sheila lebih terang lihat kami bergumul melepas satu-persatu baju kami, sampai tak tersisa….
“aku karaoke ya? Kata Vivi sembari menyambar ko*tilku dengan kasar, seolah tidak sabar menikmatinya. Serta benar saja, ko*tolku diposisikan layaknya seperti mikrofon…. sembari dia menyanyikan lagu harus ML…. aaaahhhh….. hheeeemmmmm… emuach…. mmmmmm…. dengan iringan nada becek dari mulutnya. OOOouuuuuuhhhhgggg…nikmat banget Vi, saya tidak tahaaannn geliiiiiiiiiiii…..
saya jambak rambut Vivi serta memaksanya untuk berdiri….
kami berciuman, dengan bibir sama-sama mengisap serta lidah memilin…. Crub…cruuuubb….. nada sedotan kami mengusik keheningan malam. Saya remas ke-2 toge Vivi yang keras serta bulat….. Uuuuuuhhhhhh….. desahnya.
saya cium serta gigit lehernya, sembari selalu meremas togenya dengan penuh nafsu serta gemes….
terus…. emuach…. emuaaaaaccchh….. emuaaacccchhh …. menyusuri perutnya…. sampai hingga ke vagina Vivi yang telah becek…. saya makin liar, seolah alkohol dalam badanku membakar birahiku…. dengan penuh semangat serta tanpa ada jijik, saya input lidahku dalam Vaginanya, meliuk, menari serta menggelitik klitorisnya…. seperti satu tombool sekali sentuh klitoris itu segera memaksa badannya bergerak mengejang dengan desahan yang makin hot serta panjang….. aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh…….. .. aaaaaaaaaaaahhhh
dengan dua buah jari saya segera mengocok Vaginanya dengan cepat…. cepaaaattttt…. teruuuuuussssss….. tanpa ada ampun sampai bibirku tersemprot oleh letupan orgasmenya…..
AAAAaAaaaaahhhh…. dia menjepit wajahku dengan ke-2 pahanya….
Diapun mengambil posisi nungging serta berpegangan dijendela…..
“Dith…masukin saja, saya tidak tahan lagi….. iiiiyyyyyyaaaa…. aaaahhhhh Vi….. saya masukin” jawabku
ZLEB…. ZLEEBB…ZLEEEEBBBBB….. ZLLEEEE…. EEEEEB BBBBB……
Saya segera masukan semuanya ko*tolku dengan hentakan keras serta segera menggoyangnya…. saat itu badannya melomjak-lonjak ikuti irama goyanganku….

OOOOOOHHHHH….. NNIIIKKMMMMAAAATTTTT….. desahnya sembari memegangi togenya yang bergerak liar seperti bola bowling…….. uuuuuhhhh Diiiiiittthhhh…. saya keluar lagi….. lagiiiii…. mungkin saja karenaa ko*tolku yang gede menyumpal serta menyentuh penuh dinding Vaginanya dia jadi gampang orgasme…. kurasakan semprotanya hingga 8 kali….
Saya angkat samping kakinya serta mengoyangnya ladi serta lagi…. plak…plakk…plaaaakkkk…. nada pantatnya makin bikin saya semangat…..
Dengan cuma bertumpu dengan satu kaki…tubuhnya makin bergerak tidak tentu…. goyah serta payah menyokong besarnya nikmat yang diterima… sampai badannya juga terjatuh ke lantai….
Ampun dith…. janganlah cepat-cepat….. saya tidak kuat….. sembari merangkak….
Tanpa ada ampun saya menusuk Vaginanya dari belakang ZLEEEEEEEEEEBBBBBBBBBB…..
Saya goyang lagi serta lagi…. sembari menjambak rambutnya agar tak melepas ko*tolku dari Vaginanya….. sekitaran 10menit lalu badannya mengejang tanpa ada kendali….. aaahhhh…. aahhhh, ….. uuuuhhhh….. oooooooooooohh hhhhh….. jeritanya dibarengi semprotan orgasme yang ketiga. Aaaaddduuuhhhh…. Dith…. kok anda belum keluar juga sih…. rengeknya…. “sebentar lagi Vi…. anda saja yang sangat cepat” jawabku sembari menggendong badannya ke kasur. Saya terlentangkan badannya serta menarik ke-2 kakinya keatas…. kearah dadaku….. ZLEEEBBB…. ZLEEEE……EEBBBBBBBBBB…
Saya goyang lagi serta lagi…. plak…. plak…. plaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk… …pantatnya tertabrak pahaku. Dengan berdasar pada togenya saya makin menggenjot goyanganku….
Aaahhhh…. aaahhhhh ampuuun dith…. d*ncok ko*tolmu Dith…. enak banget…. saya tidak kuat…. cepetan keluarin…. alkoholnya bicara tidak tentu…. coba melepas ko*tolku. Saya angkat pantatnya keatas serta memeganginya dengan kuat…. sampai cuma tersisa kepala serta pundaknya di kasur… jepitan pantatnya begitu nikmat…. AAAAAaaaahhhh….. sebentar lagi Vi….. saya hampiiiiirrr……CROT…. CROOOOTTTT….. CROOOOOTT TTT….. belum usai saya ngomong, spermaku menyemprot deras dalam Vaginanya….
Akupun menjatuhkan diri di atas badannya…brruuuughhh…
Aduuu…uuuhhh…… mengapa anda keluarin di dalam??? Saya ingin melumatnya…..
Akupun membalikan tubuh “tuh masihlah ada sisanya…..
Vivi dengan ganasnya menjilat serta menyedot sperma yang tumpah ke sprei serta lalu mengulum ko*tolku beberapa hingga tidak ada sedikitpun sperma yang tersisa di ko*tolku.
Uuuuuhhhhh…. nikmat baget Vi…hisapan anda mantap!!! Pujiku sembari membelai rambutnya. “Heeemmmmmmm….. ko*tol anda juga nikmaaaatttt…. badanku hingga mengejang tau…. nih memekku merasa ngilu…. kesemutan bagaimana gitu…. jawabnya. pada akhirnya kamipun terlelap ….. pagi harinya akupun cepat-cepat bangun serta siap2 ke universitas, saya saksikan Vivi masihlah tertidur dengan lelap serta saya tidak tega bangunkanya.
Siang harinya, Sheila menemuiku di kantin universitas dengan ekspresi muka cemburu, geram, sebel…. pokonya campur aduk dech. “semaleman ML tentu kecapean ya??? Hingga mata merah gitu…. Vivi mana, masihlah anda umpetin dalam kamar? Bertanya Sheila bertubi-tubi, namun saya diamkan saja tanpa ada jawaban…. jadi tidak jawab, mengapa sih mesti dengan Vivi??? Memang tidak ada cewek lain??? Dia itu cewek tidak bener, saksikan kan kami sebaya…. namun Vivi tante saya, saya tidak mengakuinya…. dia anak haram. Tanpa ada menjawab akupun meninggalkanya serta menuju parkiran…. serta sesuai sama harapan Sheila menguber saya serta turut masuk dalam mobil. Mengapa turut??? Tanyaku
“ayo mencari tempat yang enak buat ngobrol…. ajaknya Sheila.
Akupun melaju ikuti jalan yang diarahkan Sheila….. sampai kami hingga ke Dungus. Kami berhenti ditengah hutan…. serta mengobrol panjang lebar, hingga….
“Vivi tau banget Anda Type Cowok Yang diimpikanku Dith, maka dari itu dia menginginkan merebutmu dariku…. kata Sheila mengagetkan saya.

“maksudmu….. belum usai ajukan pertanyaan Dia segera menciumku dengan penuh mesra….
EMUAACH…..
Berikanlah saya kian lebih apa yang anda berikanlah pada Vivi” bisiknya dengan nafas yang mulai tidak pasti. Akupun segera mengajaknya ke kursi belakang serta duduk mengakangi pahanya…. saya cium bibirnya dengan penuh nafsu serta segera melepas satu persatu kancing pakaiannya yang telah mulai sesak lantaran toge yang perlahan-lahan membengkak.
“kamu menginginkan Lebih nikmat kan??? Bisikku sembari melumat daun telinganya.
“heem…. jawabnya singkat
Namun ada prasyaratnya Sheil, … terserah saja Dith, dari semalem saya telah horny banget anda panas-panasin…..
Akupun mengikat keatas dua tangan Sheila “kok diikat gini, anda ingin apa? Bertanya Sheila
“tenang aja…aku bakal memberi kesenangan yang bebeda…. dengan mata tertutup anda bakal memperoleh Kejutan disetiap detiknya…. kataku sembari tutup matanya dengan sapu tanganku. Kemudian akupun melepas semua pakaian tanpa ada sisa….. serta memasukan Cdku ke mulutnya agar dia tak bertemura keras….. Sheila agak terperanjat serta cobalah berontak….
“maaf Sheil saya Hanya tidak ingin suaramu terdengar orang” kataku menenangkanya.
Saya segera mencium serta mengisap lehernya Sheila….. cup…cup…cuppp…emuah
Saya mainkan badan Sheila sesuka hatiku, saya gigit lehernya sembari meremas toketnya yang seukuran 36B itu dengan keras…. badan Sheila mulai berontak terima kegelian serta kesenangan tanpa ada dapat membalasnya…. saya hisap puting coklatnya dengan kuat sembari selalu meremas yang sebelahnya…. tanpa ada sepengetahuanya saya ambillah “vibrator” dari dalam laci….
Tidak lama kemudian, …. saya nyalakan Vibrator Capsule (VC) serta melekatkanya melingkari bibir Vaginanya…seketika itu ke-2 kakinya bergerak liar cobalah kurangi nikmat yang saya berikan. Hhmmmmm….. mmmmm…. uuummm…. eemmmmm….. Sheila cuma dapat bergumam lantaran mulutnya masihlah tertutup. Akupun tidak henti-hentinya memainkan togenya, mengisapnya serta menggelitiki dengan lidah…. sheila makin mengerang, badannya mengejang serta keringat yang bercucuran…. saya input VC maju mundur dalam vaginanya…. saya kocok-kocok…. saya putar-putar….. selalu serta teruuuusss….
Badan Sheila tampak mulai melemas, desahanya lirih terdengar…. uuuhhmmmmmm….. mmmm………. akupun kasihan memandangnya serta melepas sumpalan dimulutnya….
“AAAAaaaaaagggghhhhh……jahat anda Dith, mengapa anda lakukan ini….. kata Sheila dengan nafas terengah-engah. “maaf Yank…. namun begitu enaknya utuh kan??? Kataku….
“iyaa…. yaaa…tapi semua badanku seperti terbang Dith…. cepat masukin, saat ini juga….. Sheila merengek manja….
Saya tujukan ujung ko*tolku ke arah Vaginanya, menggesek-gesekan ke Vaginanya serta sedikit untuk sedikit masuk…. masuuukkkk…. maju-mundur….. lebih dalam….. serta dalaaammm.
ZLEEEEBBBBB….. aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh……Sheila meendesah panjang bersamaan tusukan ko*tolku dalam vaginanya yang sangatlah sangat becek, lantaran 2 kali nyemprot…..
“Dithh…. sssaaaa….. ssaaaakiiiiiiiiiiitttttttttt t…. pelan…. peelllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnn … OOOOOOoouuuuuggggghhhh….. UUUuuuuuhhhhhhhhheeemmmmm…. Desahan panjangnya jadi sinyal ko*tolku sudah mengoyak selaput dara Sheila…..
“masa sih…masih perawan???? Saya terperanjat serta tidak yakin lihat itu, namun memang faktaya begitu…. gumamku dalam hati.
Saya makin menggenjot gerakanku…. SLUP…. SLUUUPPP…. SLUUUUUUPPPP…..
“Dith lepasin tanganku dong…. sakit nich… Sheila memohon dengan mata terpejam, menhahan kesenangan yang menumpuk di Vaginanya…. pada akhirnya saya melepas ikatanya, tangan itupun segera menjambak rambutku dengan kuat…. “Dith…. saya ingin nyemprot nich….. kata Sheila.
“tunggu bentar yaaa…. kita semprotin bareng-bareng……jawabku sembari mempercepat laju ko*tolku…….
AAAAAAAaaaaaaaahhhhhhhh……. aaaaaaaaaaaaggggghhh hhh….. satu……. duuuaaaaaaa……tiiiii….. gggaaaaaaaa aaaaaa……. CROT…. CROOOOOTTTTTT…… kami sama-sama menyemprot serta berpelukan dengan erat….. badan kami lemas tanpa ada daya…..
Sesudah sebagian waktu menyatukan beberapa bekas tenaga yang ada, kami membereskan baju kami serta pulang….. peristiwa ini jadi awal yang indah untuk “petualangan-baruku” di Kota Gadis…. nyaris tiap-tiap malam serta sepulang kuliah kami berbarengan sharing nikmat serta syahwat. Sampai 2 bln. lalu, lantaran Sheila bakal dinikahkan dengan pilihan orangtuanya… akupun mundur teratur serta mengambil keputusan untuk geser kos
Sesudah sukses memikat serta nikmati anak ibu kost, gejolak nafsuku makin menggebu beriringan dengan meningkatnya ke-PeDe-an serta kenekatanku. Targetku setelah itu yaitu Regina yang umum di panggil mbak Gina, orangnya cukup tinggi sekitaran 170cm, BH 36B, tubuh bohay serta kulit putih…perawakanya seperti artis Sarah Azhari dech. Dia berumur 25 th. dan memiliki seseorang putri bernama Nania yang baru berusia 1tahunan.
Sesungguhnya saya ada kemauan untuk geser kost ketempat Mbak Gina supaya lebih gampang PDKT namun nyatanya spesial tempat kost putri. Namun saya selalu berupaya mencari tahu rutinitas, kegemaran serta peluang yang mungkin saja dapat saya gunakan sekedar untuk mencicipi badannya. Saat yang saya tunggulah pada akhirnya tiba, waktu itu suami Mbak Gina tengah ada di luar kota tepatnya di Lumajang untuk bangun satu rumah sakit serta akupun pernah dititipi untuk melindungi atau sebatas membelikan susu anaknya.
“Dith…ikut nitip ya, bila susunya habis tolong anda belikan! Pinta Mas Yanto
“iya Mas, …
“jangan sungkan2 ya Mbak, bila perlu pertolongan katakan aja…kita kan bertetangga” sambungku pada Mbak Gina.
Sepeninggal Mas Yanto pergi bekerja, automatis cuma ada seseorang ibu muda serta balita yang ada di rumah maklum tempat kostnya ada diseberang jalan serta kurang dekat meskipun yang ngekost cewek2. Tiga hari berlalu, semua usaha telah saya cobalah untuk memancing rasa serta memantik simpatik tapa belum membawa hasil. Pernah saya berpikir untuk menyerah lantaran Mbak Gina kelihatannya istri yang setia. Sampai pada akhirnya pada hari ke empat, sekitaran jam 22 : 30 malam saya terbangun oleh nada tangisan Nania…akupun segera lari menuju tempat tinggalnya serta mencari tahu mengapa??? Nyatanya hanya terbangun lantaran kegerahan….
“Dik tolong gendong sebentar ya, soalnya bila di tempat tidur bakal makin kencang tangisanya…. saya ingin masak air bentar untuk bikin susu….. kata mbak Gina.
“iya Mbak, sini cobalah saya gendong….. jawabku

Waktu saya ulurkan tangan untuk menggendong mendadak sarungku melorot serta jatuh kelantai, spontan saya terasa malu namun tidak dapat berbuat apa-apa lantaran ke-2 tanganku telah menggendong Nania.
“maaf Mbak…. dapat pasangkan sarungku tidak??? Pintaku dengan malu……. tanpa ada menjawab Mbak Gina menggunakankan sarung kebadanku dari belakang, waktu melipat serta menggulung sisi depan tangan Mbak Gina dengan cara tidak berniat menyenggal CDku yang didalamnya ada ko*tol yang tegak lurus berdiri (maklum sebelumnya tidur ngebayangin yang hot-hot dengan mbak Gina).
Sebentar tanganya berhenti seolah mengerti apa yang disenggolnya lalu menggunakankanya kembali. Mengapa saya malu ya? Ini kan dapat memancing birahinya??? Fikirku dalam hati. Sepuluh menit berlalu mbak Gina datang membawa sebotol susu namun tidak kusangka Nania telah tidur dipelukanku.
“udah tidur mbak…. kasihan bila dibangunkan lagi untuk minum susu, cobalah saya tidurkan di kasur ya??? Kataku
“ya telah cobalah aja…. trus susunya bagaimana??? Mbak Gina balik ajukan pertanyaan.
“nanti susunya untuk aku saja mbak…. Heeeee namun tidak gunakan botol ya?!!! ” jawabku sembari bercanda sekalian memancingnya.
“emang susu yang mana?! Mbak gina balik ajukan pertanyaan lagi.
Belum pernah saya menjawab, Nania kembali menangis waktu tanganku saya tarik perlahan-lahan.
“mbak…kelihatanya saya tidak bisa pulang nih ama Nania??? Disangka bapaknya kali ya??? Candaku
“iya kali, …. namun Nia nangis bila digendong bapaknya??? Jawab mbak Gina
Berkali-kali kucoba menjauh dari Nania, namun anehnya dia paham bila saya bakal pergi. Pada akhirnya dengan sangat terpaksa mbak Gina menyuruh saya tidur dikamarnya temani Nia….
“tolong anda tidur di sini ya??? Agar saya tidur didepan tv aja…. namun kelak saat pulangnya jangan pernah ketahuan tetangga! Pinta mbak Gina
“iya Mbak….. Horeeee…. teriakku dalam hati
Satu jam berlalu, saya terbangun sendirian tidak ada Mbak Gina sekedar untuk obat kantuk…. Mbak Gina di mana ya, kok tidak ada suaranya???? Tanyaku dalam hati.
Akupun mencari akal, saya tarik tanganku serta menggantinya dengan tangan Winnie The Pooh serta nyatanya sukses. Pelan2 saya langkahkan kakiku, mencari tahu di mana Mbak Gina tidur. Kemauan awalku cuma sekedar untuk dekat atau mengintip bebrapa bila ada panorama cantik. Dua kamar telah saya check serta tak ada…. tampak lampu kamar mandi menyala namun mengapa pintunya terbuka??? Tanyaku penuh kebingungan. Saya selalu mendekat serta mengendap-endap, sampai saya begitu terperanjat lihat Mbak Gina tengah ngewek memeknya serta bersabun ria tengah malam…..
Spontan ko*tolku segera mengeras serta nafsuku makin menggelora melenyapkan batas malu serta sangsi. Saya buka sweeter, kaos, sarung serta CDku…. kubulatkan kemauan serta kuhampiri Mbak Gina yang merem melek ngewek memek….
“aku bantu ya mbak…. kataku sembari memegang serta mengocok-ngocok ko*tolku yang panjang dengan urat serta otot yang kekar menyebar.
“….. mbak gina tidak berkata apa2, rasa malu, terperanjat, takut serta nafsu bercampur dengan birahi tinggi….
Akupun segera menyodorkan ko*tolku didepan mbak Gina yang tengah duduk, pas didepan mulutnya yang berlilau terbias cahaya lampu. Mbak Gina sangsi, diam membisu seolah terpaku terhipnotis ko*tolku….

“wooooww…. kata mbak Gina
Waktu mulutnya terbuka saya segera mengarahkan ko*tolku kemulutnya…. saya gesek-gesekan sampai kewajah serta leher…. perlahan-lahan tanganya mbak Gina memegang ko*tolku serta mengelusnya…. mengurutnya…. mengocoknya dengan pelan.
OOOOHHHHH….. nikmat banget Mbak….. mari selalu janganlah berhenti” kataku dengan suara mendesah.
Mbak Gina begitu pintar blowjob, beberapa hingga bikin kakiku gemetar lantaran nikmat yang teramat begitu. Sepuluh menit lalu blowjobnya makin dahsyat sampai kakiku lemas dibuatnya.
“pindah ke sofa saja ya mbak??? Ajaku padanya
‘iya…. ayooo….. jawabnya singkat
Kami jalan beriring dengan bibir sama-sama berpagut serta berpelukan, seolah tidak ikhlas apabila ada nikmat yang lepas walaupun cuma sedetik saja. Hingga disofa mbak Gina segera mengambil posisi duduk dengan kaki mengangkang membuat huruf ‘M”. Saya ciumi sekujur badan Mbak Gina, bahkan juga saya selingi dengan hisapan serta gigitan, dari ciuman di bibir, turun ke leher, mengisap toketnya bertukarn dikiri serta kanan sembari tangan kananku membelai-belai je*butnya yang yang tumbuh subu r di sekitar memek tembemnya……
Hhmmmm….. aaaahhhhhmmmmm…… Mbak Gina mendesah, badannya bergerak tidak menentu. Lihat itu saya makin semangat menggelitik titik-titik G-spotnya terlebih di sekitar memek tembemnya. Saya jilatin bibir memeknya serta saya kocok-kocok dengan jari telunjukku.
“Aaahhh…. Ooooouughh……heemmmmmmmmmmmmmmm” Mbak Gina makin mendesah liar sembari menjambak rambutku.
“…Dith….. mari Dith…. masukin saja, saya telah tidak tahan nih” rengek Mbak Gina memohon
‘iya…. Mbak, tahan sedikit ya….. jawabku.
Sebelumnya saya masukin, ko*tol saya gesek-gesekan bibir vaginanya….
“ayooo…doooong masukin, ggeli bangeeeettt….. kata Mbak Gina memanja sembari menjepit ko*tolku dengan pahanya.
“iyaaa….. ibu Gina Cayaaaang…. jawabku
saya masukin ujung ko*tolku sedikit untuk sedikit…. tarik….. dorong….. pelan-pelan serta terus…
OOOOooouuuuhhhh….. sesak banget Dith, 2 x miliki mas Yanto…. HHMMmmmmm…..
Sesudah berkali-kali maju-mundur pada akhirnya ko*tolku masuk juga, namun belum seutuhnya masuk…. saya goyang…. goyaaanngggg……goyang…. selalu serta teruuuuuuussss…..
ZLEB…. ZLEEEBB……ZLEEEEEE…. EEEEEEEEEEBBBBBBB BBBBB……
ooUUUUUhhhh….. nikmaaaattt banget mamaaaa….. bisikku lirih.
Memek ibu Gina makin becek serta banjir, licin serta nikmaaaaatttttttt…..
Oh…. ooooouuuggghhh….. Dith saya ingin keluar…. uuuutan uuuhhhhhhh……aaahhhhhhh……
Kurasakan semprotan hangat dari memeknya….. saya angkat ke-2 kakinya serta mempercepat goyanganku, makin dalam serta teruuuuuussssss…..
Toket ibu Gina bergoyang-goyang ikuti irama hentakan ko*tolku….
“ko*tol anda mantap banget Dith…. aku…. a…kk…uuuu….. belum pernah merasakan yang seperti gini…. kata Ibu Gina dengan nafas yang terengah-engah….
Ubah posisi ya maaa…. doggy style saja agar lebih mantap” ajakku
Ibu Gina juga memutar badannya serta nungging disofa tanpa ada melepas ko*tolku dari memeknya, isyaratkan kalau ko*tolku yaitu kepunyaannya. Saya input ko*tolku sampai pangkalnya serta menggenjot goyangan….. PLAK…. PLAK…. PLAAAKKK…. nada becek bercampur dengan nada pahaku menghentak pantatnya.
Aaahhhh….. ouuuhhmmmmmmmm……enek banget maaa….. bisikku lembut sembari berpegangan pada ke-2 toketnya.
mari keluarin bareng ya??? Pinta ibu Gina dengan manja.
“iya mamaaaa….. ayooooooo……. satuuu…. duuuaaaaa… …tigaaaaaa……
AAAAAHHHHHHHHH….. CROT…. CROOOOTTT……CROOOOOO TTTTTTTTTTTTTT………
OOOOOOUUUuughhhhh….. aaaaaaaaaaaaaaaa………… desah ibu Gina rasakan puncak kenikmatan….. saya pernah cemas, takut ada yang mendengar desahan ibu Gina…. saya tutup bibirnya dengan ciuman serta saya gulingkan badannya dalam posisi tidur miring, ….. saya gerakkan ko*tolku yang masihlah keras…. pelan…. pelaaaannnn…..
Kurasakan memeknya benar2 penuh terisi spermaku…. demikian hangat menghangatkan kebersamaan kami……Oooohhhhh sungguh nikmat kurasakan, …. tak tahu kenapa ko*tolku masihlah demikian keras bahkan juga menginginkan selalu menggoyang memek ibu Gina hingga pagi.
“maa…. lanjut yuuuk???? Masihlah tegang nih…. bisikku ke telinga ibu Gina…..
‘…. sama saya juga masihlah ingin, namun perutku sakit banget…. rengeknya ibu Gina
‘ko*tol anda gede n panjang banget…. masihlah ada 4hari sebelumnya Mas pulang, asal aman kita dapat mengulangnya semau
kita….. sambungnya dengan kata yang mesra,,,,
Tidak merasa kami ketiduran disofa, berpelukan tanpa ada sehelai pakaian serta ko*tol yang masihlah menancap kuat di memeknya. Sampai mendekati subuh, kami dibangunkan oleh tangis Nania…..
4 hari rumah mbak Gina seperti Surga serta kami yaitu Adam serta Udara yang tengah dimabuk cinta (terlarang) bahkan juga berbulan madu…. bahkan juga dihari paling akhir sebelumnya suaminya datang, sepulang kuliah saya segera menghampirinya serta otak kami dipenuhi seks, seks serta sexxx sampai pagi mendekati…. kami benar2 hypersex yang tidak pernah terpuaskan…..
Tiga hari waktu suaminya di rumah, saya begitu tersiksa…. ada cemburu di hatiku…. begitu sakit serta ini dirasa juga oleh Mbak Gina….. memeknya mati rasa waktu dientot suaminya, hatinya menampik bahkan juga dia pernah berpikir tengah ‘diperkosa’ suaminya. Sekurang-kurangnya tersebut yang dikisahkan mbak Gina kepadaku….
Perasaan kami begitu dalam, tetapi lantaran kemungkinan “selingkuh” yang sangat tinggi lantaran kostku selain tempat tinggalnya serta telah kenal baik dengan suaminya…. saya punya niat mundur teratur namun Mbak Gina menampiknya bahkan juga memohon suaminya untuk membujuk saya supaya tinggal dikostnya gratis dengan argumen saya telah dikira adiknya Mbak Gina. Namun saya tetaplah menampiknya serta sangat terpaksa geser kost lag
Lama juga saya tak unggah narasi, kangen banget dengan komentar agan-agan semproters!!!.Usai

Jumat, 04 November 2016

Aku dijadikan Taruhan

 Aku dijadikan Taruhan

 

 

Cerita Cinta - Kesempatan ini bercerita pengalaman Seks dari seseorang Yang sebut saja namanya Pak Danang. Satu saat dia pijat disebuah Panti pijat++, tanpa ada sepengetahua-nya dia jadikan taruhan oleh seseorang tukang pijat wanita yang tengah hamil. Tukang pijat itu bertaruh dengan rekan-rekan seprofesinya bila dia dapat berhungan intim, dengan Pak Danang, jadi. Ingin tahu lanjutan ceritanya, Segera saja yuk baca serta simak baik baik narasi saat ini.

Sebut saja namaku Danang, Pada hari sabtu sekitaran jam 10. 0 WIB, saya sudah duduk di satu restoran Fast food yang cukup terkebal di Jakarta. Saat itu saya berniat duduk didekat kaca bisa supaya bisa lihat susana diluar sana. Saat saya tengah lihat keramaian di sekitaran restoran Fast food itu, saya lihat sesosok wanita jalan dengan cepat-cepat, dalam hati saya berkata (sepertinya Gue kenal tu cewek deh).

Sesudah saya meingat-ingat, pada akhirnya saya ingat juga, itukan Mba’ Diah wanita pijat ditempat Pijat++ seberang restoran ini. Waktu itu saya mulai lihat arlojiku, tak merasa jam telah memberikan tunjukkan jam 11. 00 WIB. Layak saja beberapa wanita yang wanita pijat yang telah mulai berdatangan. Tak lama ada satu sepeda motor berpenumpang yang datang.

Waktu itu penumpangnya turun pas di belakang parkiran mobilku yang waktu itu saya parkir di seberang restoran tempat saya makan. Saya lihat wanita itu turun serta memberi duit pada ingindara motor tadi. Kelihatannya wanita itu saya juga kenal, sesudah saya mengingat-ingat lagi nyatanya benar saya kenal, wanita yang baru saja yaitu Mba’ Rosa satu diantara receptionis panti Pijat++ itu.

Oh iya saya lupa memberitakuan bila saya yaitu satu diantara pelanggan Pijat++ di panti pijat X itu, jadi janganlah heran bila saya nyaris menegenal semuanya tukang pijat serta beberapa pegawai disitu. Mungkin saja tak perlu saya katakan satu-persatu nama wanita pijat yang datang hari itu, lantaran sangat banyak hari itu yang saya saksikan serta saya kenal. Selang sekian waktu awalilah penuh parkiran di sekitaran Pijat++ itu.

Saat ini nampaklah roda kehidupan Pijat++ itu mulai berputar. Tanpa ada merasa hari makin siang, saat ini situasi restoran mulai ramai oleh tamu yang bertukaran keluar masuk. Waktu itu makanan yang saya makan sudah habis, meskipun makananku telah habis tak sedetikpun saya mengalihakan pandanganku dari arah sekitaran parkiran mobilku di mana tempat itu yaitu tempat beberapa wanita pijat itu turun dari kendaraan serta bakal menuju tempat kerjanya, yakni tempat Pijat++. Argumen beberapa wanita Pijat++ turun di sana, lantaran mungkin saja saja mereka malu dengan profesinya.

Lantaran tempat turun wanita pijat itu tadi jaraknya kurang lebih 50 Mtr. dari tempat kerja mereka. Menit untuk menit berlaku serta beberapa wanita pijat masihlah saja berdatangan. Beberapa wanita itu rata-rata masihlah muda serta menggemaskan sekali, diluar itu mereka juga kenakan pakaian yang ketat serta bawahan minim khas wanita Pijat++. Waktu itu masihlah saya masihlah ada di restoran.

Lantaran hari makin siang saya lihat waktu arlojiku lagi, waktu itu saat memberikan jam 14. 00 WIB. Umumnya pada jam-jam ini bintang Pijat++ itu baru datang. Tak lama kemudian nyatanya benar perkiraanku, nampaklah ada seseorang wanita yang keluar dari taxi sambil telefon, waktu itu tampak samar-samar lantaran masihlah tertutup oleh taxi.

Saat taxi itu pergi, saya baru tahu kalau itu Shella satu diantara bintang atau tukang pijat cantik serta terlaris di Pijat++ itu. Panti pijat X ini tidaklah panti pijat++ pinggir, tetapi Panti Pjat++ ini tempat pijat yang meyediakan wanita pijat yang highclass serta ruang pijat yang lumayan elit. Selang sebagian menit mataku tertuju pada seseorang wanita kenakan pakaian ketat berwarna merah cerah keluar dari taxi.

Waktu itu saya selalu memandangi, lantaran wanita itu napak asing bagiku serta bikin saya penasaran. Demikian taxi pergi nyatanya dia juga jalan menuju ke panti Pijat++ itu. dalam hati bertanya-tanya, siapa ya dia? Apa bebrapa janganlah wanita itu yaitu wanita pijat++ baru. Rasa penasaranpun menyelimuti fikiranku, serta rasa itu birahiku mulai bergejlak.

Bila saya tafsirkan sih wanita itu berusia sekitaran 28 tahuna. Meskipun dia termasuk juga agak dewasa dibanding beberapa orang baru di panti pijat itu, tetapi saya penasaran sekali dengan wanita itu. lantaran bila saya saksikan dari terlalu jauh dia terlihat cantik serta memiliki body yang sintal serta montok. Tetapi sepintas saat saya lihat sisi perutnya, terlihat dia seperti wanita hamil.

Hal semacam itu membuatku semakin penasaran saja, masak iya sih wanita hamil bekerja di Pijat++. Lantaran saya penasaran jadi saya segera menelefon panti nomor handphone Mba’ Rosa dari restoran itu,

“ Hallo selamat siang Pak Danang ”, , terdengar nada Rosa receptionis yang saya kenal.

“ Iya selamat siang Mba’ Rosa ”, jawabku.

“ Wah Pak Danang, apa kabarnya pak? serta ada apa yah menelefon saya?? Pak Danang Ingin booking yah? ”, ucapnya.

“ Hhe.. Mba’ tahu saja deh, Oh iya Mba’ Rosa, yang baru saja baru masuk menggunakan pakaian merah siapa sih? ”, ucapku.

“ Pakaian merah? Oh itu Mba’ Nisa Pak, Mengapa memanglah Pak ”, ucapnya.

“ Sepertinya dia orang baru yah serta dia juga tengah hamil ya Mba’? ”, ucapku penasaran.

“ Iya Pak, memanglah rosa tengah hamil. Oh iya ngomong-ngomong kog ayah tahu sih, memangnya ayah di mana ini ”, ucapnya berbalik bertanya kepadaku.

“ Saya lagi direstoan sebrang Panti pijat Mba’, terlebih dulu sorry ya Mba’ lantaran saya banyak bertanya.

“ Oh tidak ayah kog Pak, lagiankan ayah pelanggan setia Panti Pijat ini, hhe ”, ucapnya.

“ Hhe, maksih ya Mba’. Oh iya Mba’ bila hamil, bermakna Nisa hanya pijat saja dong Mba’? ”, ucapku lagi.

“ Hemmm… bila telah didalam kamar siapa yang tahu pak, hhe…? ”, ucapnya mudah.

Waktu itu saya berpikir, benar juga juga yah omongan Rosa, lantas,

“ Ngomong-ngomong telah ada yang booking belum tuh si Nisa? ”, ucapku.

Saya menayakan seperti itu lantaran saya menginginkan coba dipijat wanita hamil, serta siapa tahu saya dapat ngentot sama dia, kan enak tuh pijat++ sama wanita hamil, hhe,

“ Tenang Pak, belum ada yang Booking kog Pak, Ayah ingin Booking Nisa Pak? ”, ucapnya.

“ Iya nih Mba’ ”, jawabku singkat.

“ Ingin Booking jam berapakah Pak? ”, ucapnya.

Waktu itu berpikir sesaat, lantaran saya tahu dia baru hingga, saya berpikir dia perlu istirahat untuk menghela nafas. Sepertinya 1/2 jam cukup deh istirahatnya. Lalu,

“ Yaudah jam 3 saja deh Mba’ ”, jawabku.

“ Baiklah Pak, saya tunggulah kedatangnya Pak, terima kasih Pak Danang ”, ucap Rosa.

Singkat narasi, saat ini akupun telah sudah ada di dalam ruang pijat, serta posisiku sekrang telah telanjang dada, tidak bercelana serta cuma memakai celana dalam saja. Waktu itu saya berposisi tidur tengkurap menghadap tembok di kamar lantai 3 ukuran 3×3 mtr. persegi. Tak lama kemudian tak lama pintu kamar-pun terbuka serta ditutup kembali,

“ Selamat siang Pak, Saya Nisa yang bakal melayani ayah ”, ucapnya menyambutku.

“ Siang juga Mba’ ”, jawabku sembari melihatkan muka ke arahnya, namun tetaplah tidur telungkup.

“ Ingin minum apa? ”, ucapnya, sembari menempatkan barang bawaannya, handuk, sabun, seprei, serta cairan pelicin untuk pijat diatas hanya satu sofa yang ada di ruangan itu.

“ Air mineral tidak dingin ”, jawabku.

Lantas dia-pun keluar serta tak lama kemudia dia membawa pesananku. Waktu itu dia tak bertanya pijat berapakah jam, lantaran ketika itu saya ada di ruangan VVIP yang memiliki saat minimum satu 1/2 jam. Terdengar dia melepas seragam dinasnya (walau sebenarnya suhu ruangan cukup dingin). Menutupkan selembar handuk ke punggungku mulai leher sampai pantat.

Saya fikir saya tak perlu bercerita beberapa bagian pijat, segera ke inti ceritanya saja. Lanjut,

“ Sebentar ya pak, ingin ke toilet ”, ucapnya memohon ijin.

“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat.
5 menit lalu diapun kembali serta dia mulai memijat lagi. Mungkin saja dia tadi sangat lama berdiri waktu memijat, hingga dia naik ke tempat tidur serta memijat kaki sebelahku yang belum disentuhnya dari tadi. Setelah itu dengan mengangkang dia memijat punggungku. Merasa pahanya dibungkus dengan celana ketat, waktu bersentuhan dengan pahaku,

“ Anda tidak pernah diisengin sama tamu, Mba’? ”, ucapku.

“ Itu sih kerap pak, santapan sehari-hari! ”, ucapnya.

“ Yang paling nyebelin seperti apa Mba’? ”, ucapku.

“ Belum lama ini ada tamu, waktu lagi nafsu dia katakan. Mba’ ngentot yuk? Lantas saya jawab saja, sama siapa pak? dia jawab ya sama anda, selalu saya jawab lagi Pak, kirain sama kambing, hhe… gitu pak ceritanya ”, ucapnya panjang lebar menerangkan.

Waktu itu saya sepintas teringat dengan kalimat rekanku. Mungkin saja ada benarnya kata rekanku, dia menyampaikan kalau kekurangan wanita itu ada di telinga. Dalam makna kekurangan ditelinga yaitu, bila seseorang wanita disanjung, di ajak bicara yang indah-indah, tentu wanita manapu bakal luluh dengan kitta. Jadi pesan untuk beberapa pembaca dari saya, bicaralah yang baik dengan wanita manapun serta siapa saja wanita itu.

Saya jamin bila kita berlaku seperti itu, beberapa wanita pastinya akan memberi apa pun yang kita minta. Buktinya saya sendiri, saya telah menahklukan wanita manapun dengan cara tersebut. Lanjut,

“ Maaf pak, saya tinggal ke toilet lagi ”, ijinnya.

“ Ya Mba’ enjoy saja bila sama saya, hhe ”, jawabku.

Selang beberapa saat dia-pun melanjutkan pijatan yang belum usai. Sesudah merampungkan pijatan tadi, dia berkata,

“ Gunakan cream tidak pak? ”, ucapnya.

“ he em ”, ucapku.

“ Maaf pak ya Pak ”, ucapnya sembari menurunkan celana dalamku hingga bawah pantatku lantas dia tutup dengan handuk. Lalu,

“ Tolong dilepaskan saja Mba’ celana dalam saya agar tidak menggangu pijatnya ”, ucapku.

Tanpa ada kata dia-pun menarik handuk serta melepas celana dalamku. Saat ini posisikupun telanjang deh saat ini. Dia mulai meratakan cream di semua permukaan kulit kakiku, serta mulai memijit, serta sebagian menit lalu,

“ Sebentar ya pak, ingin ke toilet lagi ”, ijinnya untuk ke tiga kalinya.

“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat, tanpa ada memprotes, lantaran saya menyadari, lantaran waktu hamil kandung kemih tertekan oleh kandungan, atau ada yang lain yang saya tidak tahu.

“ Yah beginlah pak bila keadaannya seperti ini ”, ucapnya waktu masuk ke kamar.

“ Saya maklum kog Mba’ ”, jawabku.

Dia mulai memijat kaki satunya lagi. Sesudah usai dia mengeringkan cream dengan handuk, lantaran kakiku cukup banyak bulunya dia menaburi bedak bayi di semua permukaan ke dua kaki (bila diliat tidak gantinya seperti bayi yang habis mandi selalu dibedaki), hingga minyaknya berhimpun dengan bedak, lalu di gosok dengan handuk satunya lagi, akhirnya lumayan kering.

Lalu dia naik ke tempat tidur (umumnya wanita pijat dapat mengerjakannya dengan berdiri, mungkin saja lantaran beratnya menahan perut hingga tambah baik sembari duduk ditempat tidur manfaat mengistirahatkan ke-2 kakinya). Wanita lagi hamil mana ada yang gunakan rok mini, umumnya senantiasa serba longgar Kan, terkecuali wanita yang sekarang ini ada diatas pantatku.

Lantaran tidak ada tempat lagi untuk duduk, pada akhirnya dia mengangkangiku hingga dia menempati pantatku (asli hlo, duduk plek, soalnya berat banget) dengan berlapiskan handuk serta mulai mengolesi cream. Waktu samping kakinya diangkat untuk mengangkang merasa pahaku bergesekan dengan paha sisi dalamnya yang licin serta dingin. Namun anehnya kog telah tidak gunakan celana ketatnya lagi.

Sesudah punggung rata dengan cream dia mulai memijat. Posisi memijat yaitu maju mundur, dari mulai pinggangku ke arah pundak. Lantaran style pijat serta tumpuan duduknya pada tempat yg tidak rata meskipun dilapis oleh handuk, lama kelamaan dia berubah tepatnya terpeleset ke arah pangkal paha ; Kan ada sedikit sisa cream dan berat badannya yang lumayan berat.

Dia kembalikan posisi duduknya ke pantatku lagi. Walau demikian tanpa ada handuk cuma beralaskan roknya. Pada saat style maju ; waktu mengurut dari pinggang ke arah pundak, dia terpeleset lagi. Pada saat kembalikan pantatnya ke pantatku telah tanpa ada handuk, sebab irama pijatannya telah agak cepat, jadi bila sebentar-sebentar ngurusin handuk tidak beberapa usai mijatnya.

Makin cepat pijatannya, yang saya rasakan bukanlah punggungku lagi, walau demikian di pantatku ada suatu hal yang begitu kasar. Nyatanya roknya telah tak jadi alas untuk duduk. Iseng, saya melihat ke belakang bawah,

“ Telah tidak usah bebrapa saksikan ”, Ucap Nisa.

Waktu itu sepintas saya bisa lihat dia jongkok dengan roknya telah di pinggang sesaat diatas pantatku ada daging yang cukup tidak tipis tanpa ada bulu (dicukur) tidak seperti bagasi mobilku, lebih tepatnya nonong. Pantes pahanya kog licin, tidak gunakan celana. Aku-pun ikuti perintahnya, lantas,

“ Mengapa kog tidak gunakan cd sih? Anda Kan lagi hamil ”, ucapku.

“ Habis lelah setiap pipis mesti melorotin celana ketat. Tadi pada saat keluar yang ke tiga telah kebelet banget jadi cocok masuk tidak ketahan keluar. Yah telah basah, ingin gunakan cadangan ada di almari bawah, naik turun kan lelah mas. Tadi pipis pertama saja telah tidak dapat jongkok ”, ucapnya panjang lebar.

Cermati, panggilan telah beralih. Berarti dia telah mulai mengetahui. Pantes waktu kontak dengan pahanya merasa dingin peluang dari air waktu membersihkan sesudah pipis,

“ Memangnya mengapa? Kan ada toliet jongkok ”, ucapku.

“ Toliet Kan jorok mas sisa orang banyak, jadi pipisnya sembari berdiri namun kakinya di buka lebar agar tidak terkena ”, ucapnya.

“ Anda tidak takut kerja tanpa ada cd? ”, ucapku.

“ Saya tadi di beri tahu sama Mba’ Rosa, bila Ayah orangnya tidak reseh ”, ucapnya.

Belum tahu dia, ucapku dalam hati. Mungkin saja perubahan panggilan tadi beralih sesudah ada sepintas informasi dari Mba’ Rosa. Sesudah usai memijat punggung, dia mulai mengeringkan cream lewat cara seperti tadi,
“ Pak balikan tubuh ya ”, ucapnya. Saya selekasnya membalikkan tubuhku, sembari kulihat berwajah, dia tak melihatku, namun lihat kejantananku yang masihlah ‘bobo siang’ sembari menutupnya dengan handuk kecil.

“ Kog dicukur Pak? ”, ucapnya sesudah lihat burung-tanpa bulu-ku.

“ Anda sendiri mengapa kog dicukur? ”, ucapku.

“ Bila di tanya dijawab dahulu dong Pak! ”, ucapnya.

“ Yah agar bersih saja ”, jawabku.

“ Apa tidak geli Pak dicukur gitu? ”, ucapnya.

“ Eh, anda nanya selalu kapan ucapnya? ”, ucapku.

Dirinya tersenyum. Bibir sisi bawahnya (yang di muka yah) lumayan tidak tipis ada belahan dibagian tengahnya. Bibirnya dibalut pewarna berwarna pink, kontras dengan kulit putihnya. Matanya bulat sekali,

“ Yah agar bersih juga. Kelak bila setiap saat melahirkan, tidak cepat-cepat mencukurnya. Mas saya ke toilet dahulu yah? ”, ucapnya sambil ijin yang keempat kalinya.

Bila lihat posisi kandungannya sih telah dibawah, terlihat telah waktunya. Dia masuk ke kamar, serta naik ke atas tempat tidur, meminggirkan ke dua kakiku, hingga dapat duduk di pinggi tempat tidur,

“ Berapakah umur kandunganmu? ”, ucapku.

“ Tujuh bln. melalui, mas ”, ucapnya.

“ Suamimu kog tega, telah seperti ini kog masihlah diminta kerja ”, ucapku.

“ Lebih tega lagi mas, dia tak mengaku ini akhirnya, serta pergi demikian saja ”, ucapnya sembari menunduk serta selalu memijat.

“ Kog tidak di batalin saja? ”, ucapku lagi.

“ Biarin deh mas, umurku telah makin tua, kelak tidak ada yang ngurus saya. Biarin deh saya upayakan sendiri ”, ucapnya kalem berbarengan dengan selesainya mengeringkan satu diantara kaki.

Sesudah kering dia menggosok-gosok betisku yang berbulu dengan handuk, lalu mengangkangi kakiku tadi serta menggosok-gosok pahaku dengan handuk, serta merasa bulu betisku merasa beradu dengan suatu hal yang kasar. Saya pura-pura tidak tahu serta kuperhatikan berwajah tak beralih sedikitpun. Pergantian berlangsung dibalik handuk yang menutupi kejantananku, seperti ada yang tengah membangun tenda.

Dia memijat kakiku yang samping. Perlakuan yang sama juga dengan kakiku yang samping tadi. Juga acara gesek-menggesek, hingga semakin sempurnalah robohnya tenda. Yah, dalam posisi terlentang bila lagi konak tidak mungkin saja tegak sembilan puluh derajat, yang ada pula posisi jam sepuluh kurang sepuluh menit. Sesudah usai dengan kaki, di turunkan handuk kecil sampai menutupi kejantananku saja serta,

“ Perutnya dipijat mas? ”, ucapnya.

“ Terserah Mba’ saja deh ”, jawabku.

Waktu itu Ribet juga dia bakal memijatnya, bila sembari berdiri dia bakal lelah bila dari samping memerlukan tenaga yang agak banyak untuk menghimpit tubuhku. Yah sangat terpaksa dia mengangkangi kejantananku yang cuma dilapis handuk kecil. Mulai memijat dari arah perut ke atas melebar ke sekitaran pundak. Perlahan, makin lama irama agak dipercepat.

Saya tidak tahu apakah percepatannya dikarenakan prosedur pijatnya, atau mungkin ganjalan di kewanitaan-nya yang makin keras serta berdenyut-denyut. Disengaja atau tak posisi batang kejantananku ada di sela-sela bibir kewanitaan-nya, cuma dipisahkan oleh handuk,

“ Pak, kata Mba’ Rosa bila ayah ke sini ayah tidak pernah ML mengapa sih? ”, ucapnya.

“ Yang utamakan senang Mba’, tidak main saja senang kog ”, jawabku.

“ Bila saat ini saya menginginkan main sama Ayah bagaimana? ”, ucapnya.

Pada saat berkata sekian, handuk telah hilang sebagai pembatas. Hilangnya bukanlah ditarik namun terdorong oleh goyangan pantatnya. Jadi pada batangku serta bibirnya menempel,
“ Berapakah panduan nya Mba’? ”, ucapku.

Waktu itu dia telah menggoyangkan pinggulnya, perjanjian belum berlangsung pekerjaan telah diawali. Sebagai deskripsi, bibir bawahnya lumayan tidak tipis serta telah cukup basah untuk penetrasi, maklum hamil (orang hamil lebih cepat basahnya lantaran kelenjar yang menghasilkan lendir tertekan oleh kandungan. bila tidak salah hlo soalnya saya bukanlah dokter sih), Lantas,

“ Seperti yang Ayah berikanlah saja pada yang lainya Pak ”, ucapnya.

Wah dilarang dumping harga rupanya disini,

“ Baiklah bila begitu”, ucapku.

Demikian usai saya bicara, berbarengan dengan mulai masuknya kejantananku kedalam kewanitaan-nya. Ups, licin sekali (jadi ingat main bola waktu kecil di tanah lega dari tanah liat, tidak pernah membawa bola jauh. senantiasa terpeleset terlebih apabila berjumpa lawan tentu jatuh) namun agak longgar ; mungkin saja lantaran desakan kandungan, serta ada suatu hal yang menyentuh di ujung kejantananku seperti ada tonjolan dibagian dalam kewanitaan-nya. Nyatanya mulut rahimnya juga telah turun.

Dia tak lakukan gerakan naik turun, mungkin saja telah sangat capek, jadi cuma bergoyang-goyang, namun goyanganya makin lama makin merunduk, bak padi yang makin diisi, di kepalanya makin berat, terdongak ke belakang, sesaat pahanya terbuka begitu lebar mengingat perut besarnya. Dia berupaya supaya clitoris-nya bergesekan dengan bulu kejantananku yang tumbuh kasar.

Sebagian menit lalu dia membalikkan tubuhnya tanpa ada melepas batangku yang tertanam. Saat ini dia menghadap ke kakiku. Gerakan yang sama dia kerjakan, tanpa ada naik turun, namun menghimpit dan menggesek liang dubur-nya yang agak keluar, bukanlah ambein hlo, namun itu desakan kandungan, hingga susunan sisi dalam anus yang lembut tergesek oleh bulu kejantananku.

Dia tak keluarkan nada, tepatnya menahan lenguhannya, supaya tidak terdengar diluar kamar. Cuma deru nafasnya yang berfrekwensi tinggi, isap-buang-isap-buang, semuanya dikerjakan lewat hidung. Mungkin saja mulutnya dikunci dengan menggigit bibir bawahnya takut tidak berniat keluar nada. Pada akhirnya tanganya meremas pergelangan kakiku serta mengedan.

Merasa sekali denyutan liang dubur-nya. Tak berapakah lama akupun keluar juga. Dia diam sesaat nikmati semburan air maniku. Sesudah usai, telah tak ada semburan dia mengangkat pantatnya, serta waktu batangku telepas dari lubangnya, dia berupaya menjepit labia minornya dengan jarinya namun tetaplah saja ada yang berjatuhan air maniku yang agak kental di kewanitaan-nya,

“ Sangat banyak sih mas? ”, ucapnya, sembari bersihkan vaginanya yang tembem banget serta nonong, namun masihlah mengangkang diatas kejantananku.

“ Iya telah lama nih tidak dikeluarin ”, jawabku, sembari bersihkan air maniku yang berjatuhan.

“ Anda sukai nyabu? ”, ucapnya, sembari turun dari tempat tidur dengan begitu hati-hati.

“ Sukai nyapu rumah, nyapu halaman ”, jawabku sambil tersenyum.

“ Maksudku narkoba ”, ucapnya.

“ Tidak, mengapa sih? ”, ucapku.

“ Pantes. Telah keluar kog tidak mengecil, masihlah besar serta keras ”, ucapnya.

“ Sok tahu ”, ucapku.

“ Eh iya hlo Pak, saya miliki tamu dia habis nyabu saat ini telah jadi tren gunakan narkoba di kamar Pijat++, rasa-rasanya 1/2 mati deh Pak saya ngeluarin pejuhnya ”, ucapnya polos.

Wah ngomongnya telah tidak termonitor nih sih Mba’. Waktu saya bangun memanglah sih kejantananku masihlah keras serta berdiri cuma sembilan puluh derajat ditunjang dengan sebagian urat yang menonjol,

“ Terima kasih yah, Mba’. Anda lagi hamil gini, semuanya tamu anda perlakukan seperti ini semuanya? ”, ucapku.

“ Yah tidak mas, kebetulan saya telah lama tidak ngewe, selalu saksikan miliki mas keras banget, telah gitu saya bisa informasi dari Mba’-Mba’ bila anda bila kesini tidak pernah main, namun bayar penuh, berarti Kan mas orang bersih. ”, ucapnya.

“ Oh, jadi di kamar tunggulah wanita pijat, banyak sama-sama ganti info yah? ”, ucapnya.
“ Mesti itu, agar kita tidak salah, yang lebih utama lagi ini ”, ucapnya sembari tunjukkan leleran sperma yang meleleh keluar dari vaginanya.

“ Maksudmu? ”, ucapku bingung.

“ Saya taruhan sama Mba’-Mba’ yang pernah sama mas, lumayan sepuluh beberapa ribu sepuluh orang, ini sebagai bukti kalau anda main sama saya ”, ucapnya.

Hah… kaget saya, Wah hilang ingatan saya jadikan object judi, basic stress semuanya, hha. Lantas,

“ Sebentar mas, saya ke toilet ”, ucapnya. Aduh bukanlah tamunya yang didulukan, jadi dia yang duluan.

Tidak lama dia masuk, serta,

“ Nih saya bawain handuk yang baru ”, ucapnya dengan muka yang terlihat seneng banget.

“ Ucapnya tidak kuat naik turun, kog telah bawa handuk bersih dari bawah? ”, ucapku.

“ Kan minta tolong sama room boy ”, ucapnya.

“ Nah tadi ngambil cd minta tolong saja sama dia ”, ucapku.

“ Tidak enak lagi mas kelak disangka beberapa macam, lagian Kan tadi belum ada modal buat nyuruh room boy ”, ucapnya.

“ Tujuannya? ”, ucapku lagi.

“ Kan menang taruhan, yah bebrapa untuk rezeki. Saya kasih duit room boy-nya untuk ambillah handuk, mereka bila tidak ada uangnya tidak gerak mas! ”, ucapnya. Saya geleng-geleng.

“ Iya setali tiga duit sama anda, bila tidak ada duit juga tidak goyang ”, ucapku namun dalam hati.

“ Mba’ Nisa, kog anda duluan sih ke kamar mandi? ”, ucapku sembari menggunakan kimono serta membawa handuk dan sabun.

“ Saya tadi cepat-cepat ke samping ngasih tahu sama Mba’ Rosa, bila dia kalah taruhan dengan memberikan sperma mas yang ngucur dari memekku ”, ucapnya.

Waduh telah kotor nih mulut Mba’ Nisa, mungkin saja sangat senang dengan kemenangannya. Sesudah mandi, kenakan pakaian serta memberi panduan, saya katakan,

“ Anda bisa tiga saya Hanya satu hlo, Mba’! ”, ucapku.

“ Iya deh, lain waktu saya kasih bonus ”, ucapnya, tahu maksudku bila dia bisa panduan, menang taruhanya.

“ Janji yah Mba’, terima kasih Mba’ ”, ucapku, sembari saya cium pipi kiri serta kanannya.

Waktu turun ke depan receptionis Mba’ Nisa ikuti di sampingku, manfaat memberitahu ke receptionis berapakah jam serta minum apa. Kemudia saya membayar tagihanku serta tidak lupa kuberikan lebihan buat Mba’ Rosa,

“ Terima Kasih pak ”, ucapnya.

Mulai sejak waktu itu aku-pun kerap ke sana serta memohon bonus pada Nisa, lantaran pernah berjanji terlebih dulu. Sungguh sensasi seks yang mengagumkan dapat ngentot sama cewek hamil di panti pijat. Usai.

Selasa, 01 November 2016

Pacarku Yang Polos

 Pacarku Yang Polos

 

 

Cerita Cinta - Saya seseorang mahasiswa berusia 21 th.. Ketika berlibur semester saya pulang ke kampungku di Garut. Untuk menangani kejenuhan, saya berjalan-jalan di kota itu. Serta masuk ke satu pusat berbelanja di kota kecil itu. Dengan cara tidak berniat saya memandangi seseorang gadis yang dapat disebutkan cantik. Berwajah pancarkan kecantikan alami yang tidak sering didapati pada seseorang gadis kota.

Singkat narasi kami berteman. Namanya Ani, berusia 16 th.. Duh, suka sekali saya dapat kenalan dengan gadis seperti dia. Bln. untuk bln. sudah berlalu, kami juga makin akrab serta kerap terkait melalui telephone. Secara singkat, kamipun setuju untuk jadi sepasang kekasih.

Pada berlibur semester setelah itu, kami berjanji berjumpa di tempat tinggalnya. Tempat tinggalnya sih simpel, maklum bapaknya cuma pedagang kecil, namun bukanlah itu yang saya saksikan. Malam itu kami berdua melihat monitor tancap, hal yang sesungguhnya cukup sederhana namun yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas hasrat Ani. Nyatanya hingga dirumah pacarku, kami cuma terima titipan kunci rumah. Keluarganya tengah pergi menegok rekan bapak pacarku yang tengah sakit keras.

Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ubah baju. Waktu kulihat Ani dengan bajunya yang simpel itu saya terpaku, begitu cantik serta anggunnya dia meskipun cuma menggunakan baju umum. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menyebar ke perasaanku.
“Lho, ada apa Kang? ”, bertanya Ani.
“Ah, tidak ada apa-apa! ”, jawabku.
“Kok lihat Ani selalu? ”, tanyanya lagi.
“Ngak kok! ”, jawabku.
“Kamu cantik, An”.
“Ah Akang! ”, tuturnya lagi dengan tersipu.

Lama kami berpandangan, serta saya mulai mendekati dianya. Saya pegang tangannya, lantas kuraba, begitu lembut tangannya. Kami sama-sama berpegangan, meraba serta membelai. Perlahan-lahan kubuka bajunya satu persatu, kulihat ia dalam kondisi 1/2 telanjang. Kupandangi dadanya dibalik BH putihnya, kupandangi semua badannya, kulitnya yang sawo masak.
“Kang, bener Akang cinta ama saya? ”, tanyanya lagi.
“Bener, Akang cinta ama anda! ”, jawabku sembari buka BH serta Celana dalam warna putihnya.

Saat ini ia polos tanpa ada satu benangpun menutupi badannya. Kubaringkan ia ditempat tidur, lantas kuciumi semua badannya. Badan Ani bergetar hebat, mengisyaratkan kalau dia baru pertama kalinya ini lakukan jalinan sex dengan lawan macamnya.

Lantas kubuka selangkangannya serta kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lantas kusuruh ia untuk menggigit bantal supaya suaranya tak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, serta Ani mulai tak dapat mengontrol dianya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku makin cepat, saya menginginkan sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, serta kurasakan penisku mulai menegang serta, “Cret…, cret…, cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat serta kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati saya berkemauan untuk menikah dengan gadis itu, lantaran saya begitu mencintainya.

Selasa, 25 Oktober 2016

Semua karena Hujan

 Semua karena Hujan





Cerita Cinta - Ini kisahku riil yang pernah saya alami, Perkenalkan nama saya Shinta, dengan usia 20 th. dengan tanda-tanda tinggi 162 cm, berat 60 kg, dada 36B, kulitku putih, saya sendiri kombinasi Medan-Solo. Sekarang ini saya tengah berkuliah di satu diantara PTS di Bandung. Dalam keluarga, sikap orang tuaku begitu keras, mereka berikan ketentuan yang perlu diingat oleh kami sebagai anak-anaknya, yakni DILARANG BERPACARAN SEBELUM BERES KULIAH, bila dilanggar kami akan tidak dikuliahkan lagi.

Waktu itu hujan turun lumayan deras, saya menanti namun mobil angkutan senantiasa saja penuh serta jalanan juga makin sepi serta saya telah basah kuyup tidak karuan. Mendadak saya lihat satu mobil sedan berhenti pas di depanku.

lalu beliau tawarkan tumpangan kepadaku, saya juga menerimanya lantaran takut tak dapat pulang. Beliau mengenalkan dianya sebagai Pak Budi usia sekitar 40 th.. Di selama perjalanan beliau mengajakku bicara ke sana kemari. Beliau tawarkan kepadaku untuk bertukar baju di tempat tinggalnya lantaran beliau memiliki putri yang seusia denganku.

Saya terima tawaran beliau lantaran yakin padanya. Pada akhirnya kami hingga di satu komplek perumahan, saat saya masuk rumah itu gelap gulita, tidak ada penghuninya. Pak Budi menyampaikan mungkin saja putrinya belum kembali dari kuliah. Saya mengangguk tanpa ada berprasangka buruk. Pak Budi membawakan saya piyama putrinya, beliau menyuruhku untukmengganti bajuku di kamar putrinya. Saya ganti bajuku tanpa ada menanggalkan BH serta CD-ku.

Saat saya keluar, Pak Budi tengah duduk di sofa sembari meminum teh, beliau mempersilakan saya duduk di sampingnya. Kami juga mengobrol tanpa ada canggung lagi. Mendadak Pak Budi menjamah keningku. Aduh tubuhmu hangat begini? ucap beliau sembari menatapku tajam. Saya cuma tersenyum sekalian kaget.

Tak tahu mengapa Pak Budi mengelus-elus rambutku yang masihlah basah, saya juga cuma terdiam lantaran kaget serta tidak kuasa menampiknya. Sentuhan-sentuhan beliau turun keleherku. Saya rasakan sensasi aneh yang dapat membuatku merinding geli, serta pada akhirnya Pak Budi mendaratkan bibirnya di bibirku, 1/2 kaget mataku melotot melihat Pak Budi.

Namun Pak Budi jadi menciumku lagi, saya berontak, namun tidak sukses, jadi rengkuhan tangannya makin kuat kurasakan. Lama kelamaan saya mulai terhanyut serta membalas ciuman Pak Budi walaupunpunciumanku belum prima. Mungkin saja lantaran didorong rasa menginginkan tahu saya membiarkan Pak Budi melakukan tindakan lebih jauh.

Ciumannya mulai turun ke leherku, saya terasa geli sekalian kesenangan yang tidak ada duanya. Rasa-rasanya sarafku bakal putus waktu lidahnya menjilati leherku. Pak Budimendorongku sampai saya terbaring di lantai permadani, sembari selalu menciumi serta menjilati wajahdan leherku.

Dengan lincah tangan-tangan Pak Budi kurasakan tengah bermain-main diatas dadaku, beliau buka kancing piyamaku. Tak tahu kenapa saya tidak melawannya waktu Pak Budi sukses melepaskan semuanya bajuku sampai saya telanjang.

Saya berteriak pelan seperti disengat suatu hal waktu lidahnya kurasakan mendarat diatas putingsusuku. Pak Budi meremas susuku yang kiri serta mengulum yang kanan, mmm saya bergetar tidak karuan. Belum usai dengan kesenangan yang saya rasakan Pak Budi meneruskannya dengan mengisap susuku seperti bayi.

Saya menggelinjang kesenangan, ahhh birahiku makin naik. Pak Budi berdiri melepas bajunya sampai telanjang. Saya cuma terdiam memandang muka PakBudi. Lalu beliau berjongkok di samping badanku serta mulai menjilati dari samping sembari selalu meremas-remas susuku, sampai saya lemas tidak berdaya.

Nafasku makin tidak teratur lantaran tidak tahan bakal ciuman serta jilatan Pak Budi. Ciumannya turun ke perutku danAkhhh saya menjerit keras waktu kurasakan lidahnya menjilati selangkanganku. Kakiku berontak dengan berupaya menendangnya. Namun tangan Pak Budi demikian kuat mencengkram ke-2 pahaku. Saya mendesah makin kuat waktu kurasakan lidah Pak Budi menyentuh vaginaku.

Pak Budi seolah tidak perduli, beliau selalu menjilati vaginaku, serta mengobok-oboknya dengan tempo yang teratur. Teriakan-teriakan kesenangan keluar dari bibirku waktu Pak Budi mengisap vaginakudenga kuat. Ohhh uuhhhh ohh saya rasakan enak sekalian geli yang sangat sangatdahsyat. Pak Budi mempercepat tempo jilatan serta ciumannya di vaginaku, sampai saya terasa bakal meledak.

Saya berteriak seenaknya, Sial aduh ohhh aduhhh sayanggg teriakankumalah bikin Pak Budi makin bernafsu, beliau mengisap klitorisku dengan kuat sampai badankumengejang, Oohhh hhh saya rasakan orgasme. Saya rasakan vaginaku berdenyut-denyut, badanku lemas serta kakiku menjepit kepala Pak Budi. Pak Budi bangkit serta berjongkok di samping badanku beliau menyuruhku menyetubuhi penisnya yang lumayan besar itu. Saya yang telah lupasegalanya menurutinya.

Saya mulai menjilati serta mengocok-ngocok penisnya di mulutku. Tangan beliau juga tetap masih meremas-remas susuku. Saya hisap serta kucium-cium kepala penisnya. Pak Budi melenguh bersamaan hisapanku yang makin kuat, beliau juga meremas susuku makin kuat, sampai saya makin semangat serta liar.

Desahan Pak Budi membuatku tidak tahan, lantaran saya mulai rasakan vaginaku juga mulai basah. Ohhh sayanggg pinter iseppp teruss ohhh iseppp sayangg ohhh desahan Pak Budi membuatku makin hilang ingatan, serta Pak Budi berteriak keras. Ahh. Crot crottSperma Pak Budi menyemprot masuk ke mulutku, saya tersedak serta terbatuk-batuk, saya melepas penis Pak Budi. Cairan aneh yang kurasakan ada di mulutku, bikin saya mual serta menginginkan memuntahkannya, namun Pak Budi jadi mencium bibirku serta menjilati cairan sperma yang tersisadi muka serta bibirku.

Pak Budi lalu merenggangkan ke-2 pahaku, beliau mengarahkan penisnya ke vaginaku serta menggesek-gesekkanya, saya rasakan nikmat-nikmat geli. Beliau coba memasukannya lebih dalam namun saya berteriak. Aduhh sakitt ucapku sembari meringis. Pak Budi tak meneruskannya serta menggesek-gesekkan kepala penisnya lagi.

Saya menggelinjang tidak tahan, pada akhirnya Pak Budi cobanya lagi. Saya tetaplah kesakitan serta berteriak sampai saya meneteskan air mata. Pak Budi juga tak meneruskannya beliau mencium bibirku dengan lembut sembari berkata, Ayah akan tidak mengambil keperawanan anda. Lantas beliau bangkit serta bersihkan vaginaku dengan handuk hangat.

Saya berkaca serta lihat badanku yang beralih jadi merah, lantaran sisa hisapan-hisapan Pak Budi. Kemudian saya diantar pulang Pak Budi. Jam 11. 00 malam saya hingga di rumahku, pada akhirnya orang tuaku sebagian geram serta tahu perbuatanku. Mereka mengecek badanku serta pada akhirnya saya memperoleh ganjaranya pada semester depan saya akan tidak dikuliahkan lagi, sesungguhnya saya menginginkan melanjutkan sekolahku, namun apa daya orang tuaku telah jengkel serta tak mempedulikanku lagi.

Sesungguhnya saya menginginkan bekerja, namun pembaca tahu kan mencari kerja waktu inisangat susah. Terakhir-terakhir ini saya jadi memikirkan menikah saja namun sama siapa? Entahlah saya bingung sekali pembaca yang budiman. Yang pasti bila ada diantara pembaca yang dapat menolong, saya bakal begitu suka sekali. Adakah diantara pembaca yang dapat memberiaku jalan keluar?

Senin, 24 Oktober 2016

Aku Gigolo

 Aku Gigolo

 

Cerita Cinta - Sedikit saya bakal bercerita beberapa profesiku sebagai gigolo cerita ini memanglah riil ada tidak ada rekaya di dalamnya, namaku Dedi saya datang dari kota Bandung, saya telah melakukan ini sepanjang lebih kurang 3 th.. satu saat saya diminta melayani tante tante 4 orang dalam semalam menginginkan tau ceritanya bagaimana segera saja.

Mulai sejak itu saya memiliki pelanggan tetaplah namanya Tante Andys (bukanlah nama asli), dia seseorang janda tak memiliki anak, tinggal di Bandung, orangnya cantik, putih, payudaranya besar meskipun telah kendor sedikit, dia keturunan tionghoa.

Dia seseorang yang kaya, mempunyai sebagian perusahaan di Bandung serta Jakarta, serta memeiliki saham di satu hotel berbintang di Bandung.

Sabtu jam 7 pagi, HP-ku berbunyi serta terdengar nada seseorang wanita, serta kulihat nyatanya nomer HP Tante Andys.

 " Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. telah bangun? " tuturnya.

 " Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi? " kataku.

 " Anda kelak sore ada acara tidak? " tuturnya.

 " Tidak ada Tante.. memang mo ke mana Tante? " tanyaku.

 " Tidak, kelak sore anter Tante ke puncak yach sama rekanan Tante, dapat khan? " tuturnya.

 " Dapat tante.. saya siap kok? " jawabku.

 " Oke deh Say.. kelak sore Tante jemput anda di tempatmu ", tuturnya.

 " Oke.. Tante ", balasku, dengan itu juga perbincangan di HP terputus serta saya juga beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Sore jam 5, saya telah siap-siap serta kenakan pakaian rapi lantaran Tante Andys bakal membawa rekan relasinya. Selang sebagian menit satu mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Nyatanya itu mobil Tante Andys, segera saya keluar hampiri mobil itu setelah saya mengunci semua pintu rumah serta jendela.

Saya juga segera masuk kedalam mobil itu duduk di jok belakang, sesudah masuk mobil juga bergerak maju menuju maksud.

Didalam mobil, saya dikenalkan pada dua cewek relasinya oleh tante, hilang ingatan mereka cantik-cantik meskipun usia mereka telah 40 th., namanya Tante Lia umurnya 41 th. kulitnya putih, payudaranya besar, dia adalah istri seseorang entrepreneur kaya di Jakarta serta Tante Andys 39 th., payudaranya juga besar, kulitnya putih, juga seseorang istri entrepreneur di Jakarta.

Mereka yaitu rekanan usaha Tante Andys dari Jakarta yang tengah lakukan usaha di Bandung, serta di ajak oleh Tante Andys refreshing ke villanya di lokasi Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa.

Didalam mobil, kami juga ikut serta obralan ngalor-ngidul, serta mereka diberitahu kalau saya ini seseorang gigolo langganannya serta mereka juga menyampaikan menginginkan coba kehebatanku.

Selang sebagian menit percakapan juga berhenti, serta kulihat Tante Lia yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha serta selangkanganku.

Saya tahu tujuannya, kugeser dudukku serta berdekatan dengan Tante Lia, lantas tangan Tante Lia, meremas batang kemaluanku dari balik celana. Dengan inisatifku sendiri, saya buka reitsleting celana panjangku serta keluarkan batang kemaluanku yang telah tegak berdiri serta besar itu.

Tante Lia kaget serta matanya melotot saat lihat batang kemaluanku besar serta telah membengkak itu. Tante Lia segera bicara kepadaku, " Wow.. Ded, kontol anda gede sangat, miliki suamiku saja kalah besar sama miliki anda.. " tuturnya.

 " Masa sih Tante ", kataku sembari tanganku meremas-remas payudaranya dari luar pakaiannya.

 " Iya.. bisa minta tidak, Tante ingin merasakan kontol anda ini sembari kontolku dikocok-kocok serta diremas-remas, lantas dibelai mesra? " tuturnya.

 " Bisa saja.. kapan juga Tante ingin, tentu Dedi kasih ", kataku yang segera disambut Tante Lia dengan membungkukkan tubuhnya lantas batang kemaluanku dijilat-jilat serta dimasukakkan kedalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semuanya kedalam mulutnya sembari disedot-sedot serta dikocok-kocok.

Tante Andys yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya serta tertawa kecil lihat batang kemaluanku yang tengah asik di nikmati oleh Tante Lia. Tnganku mulai buka sebagian kancing pakaian Tante Lia serta keluarkan ke-2 payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lantas kuremas-remas.

 " Tante.. susu tante besar sekali.. bisa Dedi minta? " tanyaku.

Tante Lia cuma mengangguk-anggukkan kepalanya, lantas tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, serta saya mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lantas naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk kedalam liang kewanitaannya. Waktu jariku masuk, mata Tante Lia merem melek serta medesah kesenangan.

" Akhhh.. akhhhh.. akhhh.. selalu sayang.. "

Sebagian jam lalu, saya telah tak tahan ingin keluar.

 " Tante... Dedi ingin keluar nich.. " kataku.

 " Keluarain di mulut Tante saja ", tuturnya.

Selang sebagian menit, " Crooot.. crooot.. crottt.. " air maniku keluar, muncrat didalam mulut Tante Lia, lantas Tante Lia menyapu bersih semua air maniku.

Lalu saya juga merobah posisi. Saat ini saya yang membungkukkan tubuhku, serta mulai membuka rok serta melepas CD warna hitam yang dipakainya. Sesudah CD-nya lepas, saya mulai mencium serta menjilat liang kewanitaannya yang telah basah itu.

Saya masihlah selalu memainkan liang kewanitaannya sembari tanganku dimasukkan ke liang senggamanya serta tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri serta kanan.

Sepuluh menit lalu, saya mengubah posisi. Saat ini Tante Lia kupangku serta kuarahkan batang kemaluanku masuk kedalam liang senggamanya,

 " Blesss.. belssss. " batang kemaluanku masuk kedalam liang kewanitaannya, serta Tante Lia menggelinjang kesenangan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lia, serta batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang kewanitaannya.

Satu jam lalu, kami berdua telah tak kuat menahan orgasme, lalu kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lantas kusuruh Tante Lia untuk mengocok serta melumat batang kemaluanku serta pada akhirnya,

 " Crooot.. crott.. croottt.. " air maniku muncrat didalam mulut Tante Lia. Saat itu juga kami berdua terkulai lemas. Lalu saya juga tertidur didalam mobil.

sesampainya di villa Tante Andys sekitaran jam 8 malam. Lantas mobil masuk kedalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Andys memanggil penjaga villa, lantas menyuruhnya untuk pulang serta dimintanya besok sore kembali pada.

kami berempat juga masuk kedalam villa, lantaran capek dalam perjalanan saya segera menuju kamar tidur yang umum kutempati waktu saya di ajak ke villa Tante Andys. Demikian saya masuk kedalam kamar serta akan tidur-tiduran, saya terperanjat saat ke 3 tante itu masuk kedalam kamarku dalam kondisi telanjang bulat tanpa ada sehelain benang juga yang melekat di badannya.

Lalu mereka naik ke atas tempat tidurku serta mendorongku untuk tiduran, lantas mereka sukses menanggalkan bajuku sampai bugil. Batang kemaluanku terserang oleh Tante Andys serta Tante Andys, sedang Tante Lia kusuruh dia mengangkang diatas wajahku, lantas mulai menjilati serta menciumi liang kewanitaan Tante Lia.

Dengan ganasnya mereka berdua secara bertukaran menjilati, menyedot serta mengocok batang kemaluanku, sampai saya kewalahan serta rasakan nikmat yang mengagumkan. Lalu kulihat Tante Andys tengah mengatur posisi mengangkang di selangkanganku serta mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya,

 " Blesss.. bleeesss.. " batang kemaluanku masuk kedalam liang kewanitaan Tante Andys, lantas Tante Andys menaik turunkan pinggulnya serta saya rasakan liang kewanitaan yang hangat serta telah basah itu. Saya selalu menjilat-jilat serta sesekali memasukkan jariku kedalam liang kewanitaan Tante Lia, sedangakan Tante Andys meremas-remas payudara Tante Andys.

Sebagian jam lalu, Tante Andys telah orgasme serta Tante Andys terkulai lemas serta segera menjatuhkan badannya di sebelahku sembari mencium pipiku. Saat ini giliran Tante Andys yang naik di selangkanganku serta mulai memasukan batang kemaluanku yang masihlah tegak berdiri ke liang senggamanya,

 " Bleesss.. bleesss.. " batang kemaluanku juga masuk kedalam liang kewanitaan Tante Andys. Sama dengan Tante Andys, pinggul Tante Andys dinaik-turunkan serta diputar-putar.

1/2 jam lalu, Tante Andys telah meraih puncak orgasme juga serta dia terkulai lemas juga, segera kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Andys, lantas kusuruh Tante Lia untuk berdiri sebentar, serta saya mengajaknya untuk duduk diatas meja rias yang ada di kamar itu, lantas kubuka lebar-lebar ke-2 pahanya serta kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, " Blesss.. . bleeess.. " batang kemaluanku masuk kedalam liang kewanitaan Tante Lia.

Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku didalam liang kewanitaan Tante Lia, serta terdengar desahan hebat,

 " Akhhh.. akhhh.. akhhh.. selalu sayang.. enak.. " Saya selalu mengocok senjataku, selang sebagian menit saya merubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan style doggy style lantas kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang. " Akhhh.. akhhh.. " terdengar lagi desahan Tante Lia.

Saya tak perduli dengan desahan-desahannya, saya selalu mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sembari tanganku meremas-remas ke-2 buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.

Saya rasakan liang kewanitaan Tante Lia basah serta nyatanya Tante Lia telah keluar. Saya mengubah posisi, saat ini Tante Lia kusuruh tiduran di lantai, diatas karpet serta kubuka lebar-lebar pahanya serta kuangkat ke-2 kakinya lantas kumasukkan batang kemaluanku kedalam liang kewanitaannya,

 " Blesss.. blessss.. blessss.. " batang kemaluanku masuk serta mulai bekerja kembali mengocok-ngocok didalam liang kewanitaannya. Selang sebagian menit, saya telah tak tahan lagi, lantas kutanya ke Tante Lia, " Tante, saya ingin keluar nich.. didalam apa diluar? " tanyaku.

 " Didalam saja Sayang.. " pintanya.

Lalu, " Crottt.. crooottt.. croottt.. " air maniku muncrat didalam liang kewanitaan Tante Lia, lalu saya jatuh terkulai lemas menindih badan Tante Lia sedang kejantananku masihlah manancap dengan perkasanya didalam liang kewanitaannya.

Kami berempat juga tidur di kamarku, esok harinya kami berempat lakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, ataupun di dapur.